JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Mahsun, mengatakan bahwa Indonesia kaya akan ragam bahasa. Jumlahnya terus bertambah seiring penelitian yang terus dilakukan.
Pihaknya mencatat sedikitnya ada 442 bahasa yang dimiliki Indonesia yang terungkap dalam Kongres Bahasa ke-9 yang digelar 2008 silam. Pada 2012, penelitian berlanjut dengan mengambil sampel di 70 lokasi di wilayah Maluku dan Papua. Hasil dari penelitian itu, jumlah bahasa dan sub bahasa di seluruh Indonesia mencapai 546 bahasa.
"Jumlahnya akan lebih banyak karena penelitian belum selesai," kata Mahsun, Jumat (31/8/2012), di gedung Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Jakarta.
Tak sampai di situ, tahun depan, Mahsun optimistis jumlahnya akan menembus 600 jenis karena penelitian kembali dilakukan dengan mengambil sampel di 109 wilayah.
Metode yang dilakukan untuk meneliti merunut pengakuan masyarakat yang menuturkan suatu bahasa atau sub bahasa. Penghitungannya menggunakan metoda dialektometri dengan menghitung tingkat perbedaan bahasa di satu wilayah dengan wilayah lainnya.
"Pihak luar juga melakukan penelitian bahasa di Indonesia dan jumlahnya berbeda-beda. Tetapi yang paling akurat hanya kita," tandasnya.
Pihaknya mencatat sedikitnya ada 442 bahasa yang dimiliki Indonesia yang terungkap dalam Kongres Bahasa ke-9 yang digelar 2008 silam. Pada 2012, penelitian berlanjut dengan mengambil sampel di 70 lokasi di wilayah Maluku dan Papua. Hasil dari penelitian itu, jumlah bahasa dan sub bahasa di seluruh Indonesia mencapai 546 bahasa.
"Jumlahnya akan lebih banyak karena penelitian belum selesai," kata Mahsun, Jumat (31/8/2012), di gedung Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Jakarta.
Tak sampai di situ, tahun depan, Mahsun optimistis jumlahnya akan menembus 600 jenis karena penelitian kembali dilakukan dengan mengambil sampel di 109 wilayah.
Metode yang dilakukan untuk meneliti merunut pengakuan masyarakat yang menuturkan suatu bahasa atau sub bahasa. Penghitungannya menggunakan metoda dialektometri dengan menghitung tingkat perbedaan bahasa di satu wilayah dengan wilayah lainnya.
"Pihak luar juga melakukan penelitian bahasa di Indonesia dan jumlahnya berbeda-beda. Tetapi yang paling akurat hanya kita," tandasnya.