Yayan Ruhian (lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 19 Oktober 1968; umur 43 tahun) adalah pesilat dan aktor asal Indonesia. Ia memulai karier sebagai pesilat lalu mulai muncul pada film Merantau dan The Raid yang keduanya bermain dengan pesilat, Iko Uwais.
Sebelum memulai karier sebagai aktor, Yayan Ruhian memulai kariernya sebagai pesilat dan guru bela diri. Karena ahli bela diri silatnya yang tinggi, akhirnya Yayan bermain di film Merantau dan The Raid dimana kedua film tersebut Yayan disandingkan dengan Iko Uwais.
Film ketiga Yayan akan kembali dengan berjudul Berandal yang juga disandingkan dengan Iko Uwais. Film Berandal merupakan lanjutan dari film The Raid.
Merantau (2009)
The Raid (2012)
Berandal (2013)
Sekilas Tentang Yayan Ruhian
Saya mengenal Yayan sekitar 12 tahun yang lalu, ketika itu senior saya di kampus membuka cabang beladiri Pencak Silat Tenaga Dasar atau lebih dikenal dengan PSTD, saya ikut mendaftar menjadi anggota, dan pelatihnya adalah kak Yayan. Ada satu hal yang menarik saya untuk ikut latihan saat itu, yaitu “ritual” setiap pemanasan sebelum memulai latihan. Ritual itu adalah kebiasaan bagi para murid untuk berbaris lurus didepan kak Yayan dan secara bergiliran berlari dan menghantam ulu hati kak Yayan yang berdiri didepan sambil memasang kuda-kuda. Bahkan ketika kak Yayan berhalangan hadir, dan pelatihnya sementara digantikan oleh senior saya itu pun, kami tetap mengadakan ritual itu dengan senior saya itu yang jadi sasarannya.
etahu saya saat itu, kak Yayan adalah seorang guru silat dengan kehidupan sebagaimana umumnya guru beladiri lainnya. Tapi yang membedakannya dengan guru beladiri lainnya, adalah totalitasnya dalam menjalani aktivitasnya itu. Walaupun saya mengenalnya sebagai guru PSTD, tetapi hampir disetiap latihan, kak Yayan mengenalkan banyak teknik beladiri lainnya, bukan Cuma teknik pencak silat selain PSTD, tapi juga teknik beladiri jepang seperti Aikido pun diajarkan ke kami. Kak Yayan saat itu juga aktif di padepokan silat TMII dan sempat bercerita saat itu teman-temannya sesama guru pencak silat banyak yang ke luar negeri untuk melatih silat.
Sayangnya karena alasan kemalasan, saya hanya ikut berlatih dengan kak Yayan hanya beberapa bulan. Setelah sekian tahun tidak bertatap muka, akhirnya pada tahun 2009 secara samar saya melihatnya di trailer film Merantau. Dan akhirnya saya benar-benar yakin kalau itu kak Yayan ketika menonton behind the scenenya di sebuah tayangan televisi.
Saya mengenal Yayan sekitar 12 tahun yang lalu, ketika itu senior saya di kampus membuka cabang beladiri Pencak Silat Tenaga Dasar atau lebih dikenal dengan PSTD, saya ikut mendaftar menjadi anggota, dan pelatihnya adalah kak Yayan. Ada satu hal yang menarik saya untuk ikut latihan saat itu, yaitu “ritual” setiap pemanasan sebelum memulai latihan. Ritual itu adalah kebiasaan bagi para murid untuk berbaris lurus didepan kak Yayan dan secara bergiliran berlari dan menghantam ulu hati kak Yayan yang berdiri didepan sambil memasang kuda-kuda. Bahkan ketika kak Yayan berhalangan hadir, dan pelatihnya sementara digantikan oleh senior saya itu pun, kami tetap mengadakan ritual itu dengan senior saya itu yang jadi sasarannya.
etahu saya saat itu, kak Yayan adalah seorang guru silat dengan kehidupan sebagaimana umumnya guru beladiri lainnya. Tapi yang membedakannya dengan guru beladiri lainnya, adalah totalitasnya dalam menjalani aktivitasnya itu. Walaupun saya mengenalnya sebagai guru PSTD, tetapi hampir disetiap latihan, kak Yayan mengenalkan banyak teknik beladiri lainnya, bukan Cuma teknik pencak silat selain PSTD, tapi juga teknik beladiri jepang seperti Aikido pun diajarkan ke kami. Kak Yayan saat itu juga aktif di padepokan silat TMII dan sempat bercerita saat itu teman-temannya sesama guru pencak silat banyak yang ke luar negeri untuk melatih silat.
Sayangnya karena alasan kemalasan, saya hanya ikut berlatih dengan kak Yayan hanya beberapa bulan. Setelah sekian tahun tidak bertatap muka, akhirnya pada tahun 2009 secara samar saya melihatnya di trailer film Merantau. Dan akhirnya saya benar-benar yakin kalau itu kak Yayan ketika menonton behind the scenenya di sebuah tayangan televisi.