Otosia.com - Toyota memang belum secara resmi mengumumkan mobil murahnya, bahkan masih menutup mulut akan melepas model di kelas tersebut. Namun bocoran di sana-sini termasuk mesin yang disinyalir sudah mulai diproduksi bekerja sama dengan Daihatsu memperkuat info yang belakangan beredar bahwa mobil murah tersebut diambil dari platform Aygo.
Tidak hanya itu, diketahui telah beredar pula foto Daihatsu Cuore, yang mengusung adanya kemungkinan untuk bersepupu dengan Aygo layaknya Avanza-Xenia di waktu lalu.
Sementara itu, Brio sebagai perwakilan Honda di program mobil murah sudah sangat gamblang. Mereka akan merakitnya di pabrik kedua mereka yang juga terletak di Karawang, berdekatan dengan pabrik pertama. Nah, bagaimana jika keduanya nanti bertemu di tengah pasar yang kian ketat dan kian haus dengan mobil murah ini, berikut sekilas analisis 'senjata andalan' dari masing-masing produk.
Loyalitas
Mengadu Honda Brio dan produk Toyota yang masih misterius ini sebenarnya ibarat sebuah perang besar. Keduanya adalah brand papan atas dengan pelayanan purna jual yang ber-raport bagus. Namun jika bicara nama besar untuk produk dengan harga yang ramah di kantong dan mengakomodasi kebutuhan dan hati konsumen Indonesia, maka siapa tak menomor satukan Toyota?
Akan tetapi, jangan salah memandang Brio. Pasalnya, Honda masih 'perawan' dalam merambah pasar mobil murah di Indonesia. Banyak orang menilai membeli Honda berarti membeli kualitas, khususnya kualitas suspensi, jika kita bicara teknis. Dan di sinilah menariknya Brio, yaitu ketika kita bertanya apa jadinya jika produsen mobil kelas menengah ke atas membuat sebuah mobil murah.
Jantung Pacu
Bocoran info mesin Toyota menunjukkan kapasitasnya sekitar 1.000 cc. Toyota Aygo versi luarnya sendiri mengusung mesin dengan kapasitas yang sama, tetapi dengan tambahan teknologi VVT-I sehingga lebih hemat (dibanding karburator).
Sementara itu, Honda Brio sudah jelas jika dilihat dari TPT (tanda pendaftaran tipe kendaraan bermotor) bahwa ia akan mengusung mesin 1,3 liter dari keluarga Honda yang juga digunakan oleh Jazz (1.339 cc) dengan sejumlah pilihan transmisi manual dan otomatis (di Jepang dengan CVT). Mesin besar biasanya lebih ngacir, kan?
Fitur
Spesifikasi Brio disebut oleh Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT. Honda Prospect Motor Jonfis Fandy akan lebih bagus dari yang dipasarkan di Thailand. Sementara itu, bocorannya menyebutkan bahwa antara lain Brio untuk Indonesia mengedepankan faktor keamanan, seperti rangka G-Con yang menyerap benturan dan tentu juga sudah menggunakan sistem rem ABS.
Adapun Toyota Aygo, untuk spek Eropa (yang tentu lebih mahal) juga memiliki rem ABS plus Brake Assist, Vehicle Stability Control serta airbag. Entah apakah semua fitur ini akan nyata di produk tersebut atau sirna karena harga.
Harga
Rumor yang kencang menyebut bahwa mobil-mobil murah ini dilepas dengan harga lebih kurang Rp 80 juta. Jika itu tidak terjadi, maka mereka yang terlalu berharap akan gigit jari karena mengabaikan kenyataan bahwa nilai on-the road dua mobil ini mungkin akan mendorong harganya kembali menjadi tiga digit (Rp 100 jutaan).
Namun, Honda Prospect Motor selaku pemasar Honda di Indonesia memberi angin segar bahwa mereka akan meningkatkan kandungan lokal pada unit rakitan lokal dari 50 persen menjadi 80 persen. Dengannya, harga bisa lebih ditekan.
Pemerintah pun akan menyokong bea impor bahan baku suku cadang untuk 160 bahan suku cadang, antara lain Linear Low-Density (dalam bentuk butiran), Density Polyethylene (butiran), dan Polyethylene Copolymer (butiran), yang antara lain digunakan untuk interior mobil.
Selain itu, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian pernah mengatakan bahwa pemerintah akan memberi insentif pembebasan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) atau 0 persen untuk mobil bermesin 1.000 cc ke bawah dan 5 persen untuk 1.200cc.
Harga perkiraan Brio sendiri, yang pada tahap awal masih impor dari Thailand, adalah Rp 120 juta-Rp 150 juta per unit. Saat dirakit di sini, tentu pangkasan harga juga bisa lebih banyak. Adapun Toyota masih sebatas isu dengan harga Rp 80 juta.
Namun soal harga, yang lebih realistis adalah dengan melihat kapasitas mesin. Kalau mesin Toyota 1.000 cc kena pajak nol persen, maka Honda dengan mesin 1.300 cc tentu agak sedikit lebih mahal dalam hal pajak. (kpl/why/vin)